Senin, 20 Maret 2023

Mengkaji presentasi pada channel Youtube ISI Surakarta mengenai "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta"

    Dalam video live youtube ISI Surakarta yang telah disampaikan oleh bapak Pandu Pramudita mengenai "inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya surakarta" yaitu bahwa kesenian kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukan dan sastra tapi juga pada aspek bentuknya. serta beliau menggunakan metode penelitian fenomenologi dengan fokus penilitian figur kayon gaya surakarta yang didukung dengan data oral dari informan penelitian. Seiring pekembangan zaman bentuk figur kayon di surakarta mengalami perubuhan. Awal mula adanya figur kayon pada tahun 1443S/1522M diciptakan oleh Sunan kalijaga, bentuk figur kedua pada tahun 1659/1739M yang diciptakan oleh Sri susuhan paku buwono II, pada tahun 1856M terdapat koleksi dari museum di Belanda.
    
Pada kerangka konseptual terdapat : 
pertama "Inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidang dan isiannya." menggunakan pendekatan seni rupa dan teori ikonografi, yang kedua "Inovasi bentuk figur kayon yang terjadi karena adanya proses kreatif yang dilakukan secara dialektis oleh seniman wayang dari pengalaman nya terhadap bentuk-bentuk figur kayon sebelumnya" menggunakan pendekatan sosiologis dan teori dielektika, yang ketiga "Nilai filosofis figur kayon berada pada simbolis unsur-unsur pembentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon meski memiliki ragam bentuk dari hasil inovasi" menggunakan pendekatan atropologi dan teori utama estetika jawa serta teori pendukung simbol, estetika paradoks. 

     Metode yang dilakukan dalam kajian ini menggunakan fenomenologi dengan lokus penelitian material figur kayon gaya surakarta yang didukung dengan data oral atu wawancara dari informan penelitian.  Inovasi bentuk figur kayon terdapat enam aspek yaitu ragam ukuran, aspek yang kedua adalah ragam raut bidang, ragam isian, ragam tatahan, ragam sunggingan, dan ragam sunggingan belakang. Kaidah bentuk bidang ideal kayon menggunakan teori golden ratio dan menggunakan gambar tehnik. Selanjutnya struktur bidang kayon yang selalu memiliki 3 struktur  yaitu pucukan yang berbentuk  kerucut, genukan cembung dan menuju lengkeh cekung, dan palemahan berbentuk  bidang datar. Secara komposisi kayon blumbangan selalu menjukan bentangan alam dimana pada bagian lengkeh yang membedakan antara kayon gapuran dan kayon blumbangan. Pada sunggingan kayon yang harus memiliki 4 warna terdiri dari hitam, merah, kuning, dan putih. 

    Dialektika penciptaan bentuk figur kayon.  Eksternalisasi bentuk figur kayon terdapat pengalaman estetis dalam 2 bentuk yaitu bentuk citra fisik, dan pengalaman estetis dalam bentuk rasa. Dalam obyektivitasi kayon bentuk figur kayon yaitu proses kreatif dan pengalaman artistik. Internalisasi bentuk figur kayon terdapat 2 bentuk yaitu penggunaan figur kayon dan pendtradisian bentuk figur kayon. Inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa gaya surakarta terjadi karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman astistik sehingga muncul dielektika bentuk figur kayon.

Bentuk kayon memiliki 3 nilai filosofis  yaitu:          

Makrokosmos : Memiliki nilai filosofis tentang Jagat ageng yang dilihat dari unsur unsur nya, dan Triloka yang dilihat dari struktur bidang nya.                                                                                
Mikrosmos : Jagat alit dilihat dari unsur nya, sedangkan Karep konsep dimana bentuk fitur itu diciptakan.                                                                                                                                           
Metakosmos : bentuk kayon dilihat dari polanya yaitu sangkan paraning dumandi selalu ada 3 hal tahapan penciptaan figur kayon, dan memayu hayuning bawana dengan bentuk bersifat simetris.            

    Dalam analisis ini dapat disimpulkan dan kita dapat mengetahui mengenai inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya surakarta. Dan bahwa kita sebagai generasi muda dapat memahami bentuk ideal kayon yang pada dasarnya dari artefak tradisi dimana tadinya bentuk kayon tidak menggunakan bidang ideal. 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengidentifikasi Mitos Metonimi dan Metafora pada Jurnal Series ”School 2017”

Mitos :  Menurut analisis yang telah kami lakukan, mitos yang terdapat pada series School 2017 memperlihatkan aksi karakter utama yang men...