Metode yang dilakukan dalam kajian ini menggunakan fenomenologi dengan lokus penelitian material figur kayon gaya surakarta yang didukung dengan data oral atu wawancara dari informan penelitian. Inovasi bentuk figur kayon terdapat enam aspek yaitu ragam ukuran, aspek yang kedua adalah ragam raut bidang, ragam isian, ragam tatahan, ragam sunggingan, dan ragam sunggingan belakang. Kaidah bentuk bidang ideal kayon menggunakan teori golden ratio dan menggunakan gambar tehnik. Selanjutnya struktur bidang kayon yang selalu memiliki 3 struktur yaitu pucukan yang berbentuk kerucut, genukan cembung dan menuju lengkeh cekung, dan palemahan berbentuk bidang datar. Secara komposisi kayon blumbangan selalu menjukan bentangan alam dimana pada bagian lengkeh yang membedakan antara kayon gapuran dan kayon blumbangan. Pada sunggingan kayon yang harus memiliki 4 warna terdiri dari hitam, merah, kuning, dan putih.
Dialektika penciptaan bentuk figur kayon. Eksternalisasi bentuk figur kayon terdapat pengalaman estetis dalam 2 bentuk yaitu bentuk citra fisik, dan pengalaman estetis dalam bentuk rasa. Dalam obyektivitasi kayon bentuk figur kayon yaitu proses kreatif dan pengalaman artistik. Internalisasi bentuk figur kayon terdapat 2 bentuk yaitu penggunaan figur kayon dan pendtradisian bentuk figur kayon. Inovasi bentuk figur kayon pada wayang kulit purwa gaya surakarta terjadi karena seniman mengalami pengalaman estetis dan pengalaman astistik sehingga muncul dielektika bentuk figur kayon.
Bentuk kayon memiliki 3 nilai filosofis yaitu:
➤ Mikrosmos : Jagat alit dilihat dari unsur nya, sedangkan Karep konsep dimana bentuk fitur itu diciptakan.
➤ Metakosmos : bentuk kayon dilihat dari polanya yaitu sangkan paraning dumandi selalu ada 3 hal tahapan penciptaan figur kayon, dan memayu hayuning bawana dengan bentuk bersifat simetris.
Dalam analisis ini dapat disimpulkan dan kita dapat mengetahui mengenai inovasi bentuk figur kayon wayang kulit purwa gaya surakarta. Dan bahwa kita sebagai generasi muda dapat memahami bentuk ideal kayon yang pada dasarnya dari artefak tradisi dimana tadinya bentuk kayon tidak menggunakan bidang ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar